Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Kekuatan Besar yang Dipertuhan Manusia Masa Kini | Bagian 1

(Siapakah AntiKris Zaman Ini?) 

Seri 1

Matius 11 : 25 – 27 --- 11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. 11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 11:27 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.

Matius 12 : 18 - 21 --- 12:18 "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. 12:19 Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. 12:20 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. 12:21 Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap."

Apa yang terlintas di pikiran anda bila mendengar kata "berhala"? Kebanyakan orang memaknai berhala adalah sesuatu yang disembah seperti, misalnya, patung ukiran yang berbentuk dewa maupun yang berbentuk hewan, misalnya berbentuk naga, dan simbol-simbo hewan perkasa lainnya. Sesuatu yang kita per-tuhan itulah berhala. Cakupannya lebih luas dari yang disebutkan di atas. Berhala itu bisa apa saja dalam hidup kita.

Kalau begitu apa arti kata diper-tuhan? Dalam bahasa sederhananya memper-tuhan sesuatu adalah mengistimewakan atua memperioritaskan sesuatu atau mengasihi sesuatu lebih dari pada mengasihi  Tuhan pencipta kita. Kalau saya bertanya kepada Saudara: Apakah yang terpenting dalam hidup Saudara? Akan banyak jawaban yang muncul tentunya tergantung dari apa yang Saudara paling kasihi di dunia ini. 

Sekarang saya lanjutkan pertanyaan saya: Apakah yang paling saudara kasihi di dunia ini? Jawaban atas pertanyaan ini itulah yang akan saudara prioritaskan atau istimewakan dalam hidup ini dan secara tidak langsung atau tanpa kita sadari kita telah memberhalakannya. 

Topik Artikel Renungan kita kali ini berjudul: 4 Kekuatan Besar yang diper-Tuhan Manusia Masa Kini. Kiranya bisa membuka mata kita akan realitas yang ada dan sekaligus melakukan koreksi, apakah kita masih ada di jalan Kebenaran yang ditunjukan oleh Tuhan kita Yesus Kristus. 

Ada 4 kekuatan besar yang diper-Tuhan manusia pada masa kini, yakni: 1. Kekuatan IPTEK  2. Kekuatan Nafkah 3. Kekuatan Politik 4. Kekuatan Agama. 4 kekuatan ini masing-masing memiliki imam (pemimpin). Marilah kita bahas satu persatu tentang 4 kekuatan yang begitu akrab dan penting dalam kegiatan sehari-hari hidup kita yang mungkin tidak kita sadari telah mendominasi hidup kita 

1. KEKUATAN IPTEK

Pada mulanya Iblis membujuk manusia pertama Adam dan Hawa di taman Eden. Apakah yang ditawarkan Iblis kepada manusia? Bukankah tentang buah pengetahuan yang baik dan yang jahat? Bukankah Iblis mempunyai keinginan untuk sama dengan Allah dalam hal pengetahuan? Keinginan yang sama telah dijual kepada manusia pertama, yakni Adam dan Hawa. Jualan Iblis itu ampuh dengan serta merta dibeli oleh Adam dan Hawa dan jatuhlah manusia ke dalam dosa. Adam dan Hawa pun menjadi pengikut Iblis yang pertama kemudian disusul oleh semua keturunannya termasuk kita sekalian yang hidup di muka bumi pada masa kini.

Dan, tidak ada suatu kekuatan apa pun yang dapat melepaskan diri dari cengkeraman Iblis itu. Iblis untuk sementara waktu diberi kekuasaan atas dunia ini sampai hari penghukuman nanti. Ia menjadi penguasa tunggal atas dunia yang telah cemar oleh dosa. Oleh sebab itu, janganlah heran kalau kita membaca di Alkitab bahwa Yesus pun ditawarkan oleh Iblis gemerlap dunia ini dengan 4 kekuatan besar yang digengamnya, yang tengah kita bahas dalam judul renungan ini. 4 power (kekuatan besar) ini akan diberikan kepada Yesus, yang kala itu masih sebagai manusia biasa seperti kita, asal Yesus mau menyembah atau memper-tuhan-kan Iblis dan menjadi pengikutnya.

Sadarkah saudara, bahwa dunia ini adalah surga imitasi yang diciptakan oleh Iblis? Iblis ingin menyamai Allah. Apa bisa? Tentu saja tidak! Namun, Allah yang Mahakasih ingin melepaskan manusia dari cengkraman iblis dengan mengutus Yesus yang telah menang dari godaan iblis itu. Akan tetapi sayangnya Saudara, manusia lebih memilih bersama iblis dengan tawarannya yang menggiurkan itu. Gemerlapnya dunia seperti kekayaan, pangkat, pujian telah membutakan manusia akan jalan keselamatan yang telah dinyatakan melalui Tuhan Yesus Kristus.

Manusia lebih memilih dunia yakni menjadi pengikut Iblis ketimbang menjadi pengikut Kristus. Manusia lebih memilih surga yang instant yang Iblis tawarkan ketimbang surga yang asli  yang harus diperoleh melalui perjuangan yang berat dan melalui penderitaan. Manusia lebih memilih keamanan (safety) dari pada memilih keselamatan (Salvation). Manusia lupa bahwa kehidupan di dunia ini hanya bersifat sementara dan kesempatan bagi manusia untuk bertobat guna kehidupan yang sebenarnya. Bilamana kita mengamati keadaan manusia dewasa ini, bukankah manusia tetap bebal? Manusia tetap tidak bertobat, manusia tetap mengejar pengetahuan setinggi mungkin, ingin mirip bahkan sama dengan Allah dalam hal pengetahuan, dan bahkan -- lebih durhakanya -- manusia ingin mempelajari Tuhan. Tuhan dianggap sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari dan ditaklukan. 
Apakah manusia tidak boleh memiliki pengetahuan? Tentu saja boleh! Pengetahuan apa yang harus kita pelajari? Yang Tuhan inginkan adalah pengetahuan akan ketaatan atas perintah Allah. Perintah Allah memang tidak memberikan kenyamanan kepada manusia bahkan terlihat sebagai hal yang aneh dan tidak menarik bahkan dianggap suatu kebodohan bagi manusia.

Siapakah menurut Saudara di dunia ini yang memiliki kwalitas ketaatan kepada Allah? Orang pintar atau orang bodoh ? Jawabannya dapat saudara temukan dalam kitab Injil Perjanjian Baru. Tuhan Yesus memilih orang bodoh, orang-orang kecil untuk mempermalukan orang-orang pintar. Oleh sebab itu tugas yang diberikan Tuhan Yesus bukan untuk mencari pemimpin, tetapi Ia mencari seorang hamba, yang mempunyai kwalitas ketaatan.

Seperti itu pula yang diperankan oleh Yesus ketika mendapat mandat dari Allah Bapa-Nya. Ia taat memerankan diri sebagai hamba yang taat meskipun Iblis berusaha menggagalkan dengan menawarkan peran lain sebagai pemimpin atau penguasa dunia. Bagi dunia, tidak memilih menjadi penguasa dunia melainkan menjadi hamba adalah suatu kebodohan. Rasul Paulus dalam surat kirimannya mengatakan bahwa apa yang dikagumi manusia dibenci Allah dan, sebaliknya, apa yang dihina dan dianggap suatu kebodohan bagi dunia dikagumi oleh Allah. Ini senafas dengan apa yang telah dilakukan oleh Kristus di dunia ini. Ia mentaati perintah Allah Bapa-Nya dengan sempurna. Ketaatan adalah bukti dari iman. Yesus bukanlah Sang Imam (pemimpin agama) tetapi Ia adalah Sang Iman (Implementator ketaatan). 

Ciri-ciri seorang Hamba adalah ketaatan pada majikan. Seorang hamba yang taat adalah hamba yang melaksanakan perintah majikannya secara letterlijk atau hurufiah dan bukan kepintaran menafsirkan perintah Tuhan seperti yang dilakukan oleh para imam dan ahli kitab. Dengan lugunya, seorang hamba melakukan saja apa yang diperintahkan oleh majikannya. Kalau tidak mengerti, ia menanyakan langsung kepada majikannya. Ia tidak berani menafsirkan sendiri perintah majikannya itu. Seorang hamba yang mempunyai kwalitas ketaatan hanya punya modal takut dan taat pada majikannya. Dan, peran itu telah diejahwantahkan oleh Yesus secara nyata dalam mengemban misi Injil-Nya di dunia ini. Sebagai orang-orang yang mengaku sebagai pengikut-Nya, tentunya kita pun harus meneladani peran yang serupa sehingga semakin hari kita makin serupa dengan Yesus Tuhan kita.

Mencermati keadaan manusia pada masa kini, kita melihat manusia makin bertambah sombong. Dengan menguasai iptek mereka berpikir mereka dapat lari dari hukuman Allah atas dunia ini. Sejak kecil manusia dimotivasi untuk mengejar pengetahuan setinggi mungkin, sebab manusia berpikir bahwa dengan memiliki pengetahuan mereka bisa memiliki segalanya seperti memiliki: jabatan, kekayaan, kepopuleran. Itulah paradigma yang terbangun di dunia ini. Dari sudut pandang Allah, justru kebalikannya. Orang bodohlah yang nantinya diberikan kemenangan. Yang tinggi akan direndahkan dan yang rendah akan ditinggikan!

Sistem atau tatanan dunia ini memang berorientasi pada pengembangan iptek. Dengan menguasai iptek manusia dapat mengukur kwalitas dan prestasi seseorang dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam hal mencari nafkah, penentuan jabatan seseorang  tidak lepas dari seberapa besar ia menguasai iptek. Sebab itu, tidaklah mengherankan zaman sekarang orang lebih memprioritaskan penguasaan iptek menjadi tujuan hidup utama ketimbang mencari jalan kebenaran atau mencari Tuhan. Yang pada gilirannya tujuan hidup akhir manusia adalah mengejar kekayaan, harta, uang, dan kekuasaan.

Dan sayangnya, tujuan hidup seperti ini sudah merambah ke dunia agama termasuk pemeluk agama Kristen. Orang seolah-olah ingin mendirikan kerajaan agama sebagai ganti kerajaan surga yang kelihatannya tidak menarik untuk diperjuangkan. Mereka mengejar pengetahuan agama, menjadi pakar agama, dan tentu saja orang-orang tersebut umumnya menerima banyak pujian atas kepintarannya menafsirkan agama yang dianutnya. Pada zaman Yesus hal ini juga pernah terjadi. Semula banyak orang berduyun-duyun menjumpai Yesus, tetapi setelah mengetahui visi dan misi Yesus yang berlawanan dengan aspirasi keinginan mereka, maka mereka berangsur-angsur meninggalkan Yesus, dan hanya tersisa 12 murid yang tetap setia mengikut Yesus. Di antara orang orang yang meninggalkan Yesus tercatat ada beberapa Farisi atau ahli kitab. Alkitab juga mencatat alasan mereka meninggalkan Yesus, yakni karena mereka ingin mendapat pujian manusia.

Bukankah adalah realitas di dunia ini bahwa dalam memilih orang selalu didasarkan pada pengetahuan atau kepintaran. Dengan menjadi ahli atau pakar dibidangnya maka orang akan mendapatkan jabatan yang tinggi dengan bayaran yang tinggi pula. Bukankah hal ini juga sudah merambah di dunia agama?

Pemaparan lebih lanjut tentang 3 kekuatan lainnya akan dilanjutkan pada seri renungan ini bagian 2. Kiranya Anda tetap mau mengikuti terus uraian topik bahasan ini pada bagian yang kedua. Amin.***

By. Ev. Andereas Dermawan


Next: Bagian 2 ||►

Posting Komentar untuk "4 Kekuatan Besar yang Dipertuhan Manusia Masa Kini | Bagian 1"